Pertama, dari respons mesin. Jantung pacu XForce memang sama seperti Xpander bervolume 1,5 liter. Dengan format empat piston DOHC 16 valve, keluaran tenaga puncak mencapai 105 PS di 6.000 rpm dan momen puntir maksimal sampai 141 Nm pada 4.000 rpm. Perlu digarisbawahi, angka itu merupakan tenaga statis hanya dari mesin. Belum tereduksi di transmisi dan tersalur ke roda.
Lalu jenis CVT diklaim memiliki friksi rendah. Kemudian minim terjadi power loss sehingga tidak membuang tenaga dan bahan bakar secara berlebih karena rpm lebih stabil. Menurut Mitsubishi, transmisi juga sama dibuat 8-percepatan virtual gear. Namun rasionya dibuat berbeda. Milik XForce, untuk rentang drive (D) mencapai 2,480 – 0,396 lalu reverse 2,604 dan final drive 5,698.
“Dalam hal ini, kami melakukan ubahan mengenai pattern transmisi agar mampu memberikan driving feeling mengemudi selayaknya SUV. Bahkan Continuously Variable Transmission (CVT) di dalam XForce bisa mendeteksi jalan yang dilewati oleh mobil. Sehingga memberikan respons dengan cepat. Mobil ini juga lebih ringan dari Xpander. Banyak tuning agar memberikan sensasi dan karakter berbeda,” terang Ngabehi Marzuq, Product Planning Department PT MMKSI, dalam sesi media drive akhir tahun lalu.
Hasilnya, saat pengujian OTO dan Carvaganza. Mitsubishi XForce menuju Semarang lewat tol Bawen, ia terasa lebih tangkas. Ketika jalan datar, untuk berakselerasi mulus hingga 100 km/jam. Tertera putaran mesin 2.000 rpm hingga 2.500 rpm di layar 8 inci digital driver display. Karakter redaman guncangan juga beda dengan Xpander.
Suspensi depan Mitsubishi XForce menggunakan MacPherson Strut dan penyangga roda belakang Torsion Beam. Caster trail redaman depan diperlebar guna meningkatkan stabilitas maupun handling. Lalu ukuran pelek 18 inci dengan ketebalan ban 225/50 mm menambah karakter tersendiri. Sedangkan milik Xpander pakai ring 17 inci berikut ban 205/55 mm. Bantingannya pasti tak sama. “Suspensi di dalam Mitsubishi XForce sudah dilakukan tuning khusus, sehingga lebih nyaman. Makin stabil, tetapi tidak menghilangkan karakter sebuah SUV. Terutama ketika mobil diajak bermanuver, kepresisian berkendara senantiasa terjaga,” imbuh Ngabehi. (ALX/ODI)